Semarang – (JATENGPAGI.COM) – Suasana meriah kembali terasa di Dogderan Semarang, Jawa tengah, Senin (24/2) malam. sebuah pasar malam tradisional yang selalu dinanti menjelang bulan suci Ramadan. Ribuan pengunjung memadati area ini untuk menikmati hiburan, kuliner, dan yang tak kalah menarik—beragam mainan klasik yang membawa kenangan masa kecil.
Dalam beberapa foto yang diabadikan di lokasi, tampak seorang anak kecil dengan pakaian merah mencolok sedang menikmati jajaran mainan tradisional, seperti kapal othok-othok dan gerabah khas Jawa. Kapal othok-othok, yang telah eksis sejak tahun 1970, menjadi primadona di antara anak-anak. Kapal kecil berbahan logam ini bergerak di atas air dengan tenaga dari kapas yang dicelupkan ke minyak goreng, lalu dibakar, menciptakan suara khas “othok-othok” yang membangkitkan nostalgia bagi para orang tua.
Tak jauh dari sana, tumpukan gerabah dengan berbagai bentuk dan ukuran juga menarik perhatian. Gerabah ini bukan sekadar pajangan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang masih dipertahankan di tengah gempuran mainan modern.
“Setiap tahun saya selalu datang ke Dogderan bersama keluarga. Ini momen yang spesial untuk mengenalkan anak-anak pada permainan masa kecil kita dulu,” ujar salah satu pengunjung.
Acara Dogderan Semarang memang bukan sekadar pasar malam biasa. Lebih dari itu, dogderan menjadi ruang untuk melestarikan tradisi dan mempertemukan kenangan lama dengan generasi baru. Dogderan diharapkan tetap eksis dan terus menjadi bagian dari identitas budaya Kota Semarang.
